Enam tahun lalu, saya ditunjuk  Pak RT untuk jadi ketua panitia pemilihan RT baru. Karena kebetulan Pak RT itu saat itu baru satu periode menjabat, maka pada rapat pertama pemilihan saya langsung lontarkan sebuah gagasan "Emang kita mau ganti RT..?" Forum menjawab seragam "gak usah, terusin saja 2 perode lagi...".  Dengan bekal suara tersebut, saya menyampaikan ke Pak RT kalau aspirasi warga seperti itu dan Pak RT juga masih bersedia menjadi pengayom warga.
Tadi malam, Pak RT sudah genap menjabat 3 periode dan dia meminta untuk diganti. Saya yang kali ini tidak jadi panitia  mendapat edaran bahwa RT dipilih dengan cara saling  tunjuk,  yang mendapat suara terbanyak akan ditetapkan menjadi RT.Â
Sebelum  hasil pemungutan suara dilaksanakan, saya mengintrupsi panitia kalau sistem seperti itu kurang  baik karena mungkin saja ada kandidat yang potensial dan berminat tetapi tidak terpilih atau orang yang  mendapat suara paling banyak tidak bersedia mengemban tugas mulia tersebut.Â
Panitia kemudian menjelaskan bahwa sistem ini ditetapkan karena setelah berusaha menjaring calon tetapi  tidak ada yang bersedia dicalonkan apalagi mencalonkan diri.  Panitia mengharapkan agar yang mendapat suara terbanyak nanti bersedia untuk mengemban amanat tersebut.Â
Saya sebenarnya was-was dan khawatir  mendapat suara terbanyak  sehingga susah untuk mengelak.  Karena dari rumah istri sudah berpesan agar saya tidak menjadi RT.  Selain juga tidak berminat, rasanya cukup  sudah  jadi seksi tertentu di kepengurusan RT selama 3 periode dan  jadi  sekretaris serta Humas RW masing-masing satu periode.
Dari 60 KK ternyata hanya 45 edaran yang kembali dengan diisi nama yang dia tunjuk untuk RT tersebut.  Hasilnya 1 orang mendapat 11 suara, 2 orang mendapat  8 suara dan saya sendiri mendapat 4 suara, sisanya beberapa orang mendapat 1 dan 2 suara.  Alhamdulillah aman tidak terpilih, dan  Alhamdulillah yang kedua  adalah yang mendapat 11 suara bersedia menjalankan amanat itu.Â
Hebat juga tuh panitia...... cara pemilihan yang aneh tapi berhasil dengan baik.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H