Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musholla Kok Selalu Di Sudut Dekat WC Umum....?

19 Desember 2012   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:21 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika  mau shalat  di tengah keramain kota, saya sering mendapati musholla itu berada di sudut dekat toilet atau umum.  Sebagai Muslim di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, saya sungguh prihatin dengan kondisi ini.

Ketika tempat tersebut merupakan area komersial, saya memang bisa maklum dengan keadaan tersebut.  Alasan pertama adalah karena memang itu adalah area komersial, tempat orang mencari uang dan mencukupi kehidupan duniawinya. Alasan kedua adalah bahwa kebanyakan area komersial tersebut banyak di antaranya bukan milik orang Islam sehingga wajar jika Musholla tidak mendapat tempat prioritas.

Namun alangkah  prihatin ketika di sebuah pusat perbelanjaan milih “Haji Anu” di Bandung,  ternyata kondisi mushollanya tidak lebih baik dari kantin yang ada di sebelahnya  dan di ujung pula berdampingan dengan WC umum.  Ketika memasuki waktu Maghrib, alunan musik di toko itu juga tidak berganti dengan suara adzan. Hal yang sama juga terlihat di kantor salah satu teman, meskipun semuanya Muslim dari mulai pemilik, direksi sampai dengan pegawai-pegawainya, ternyata tempat shalatnya hanya memanfaatkan ruang kecil di bawah tangga. Sebuah situasi darurat yang disengaja.

Padahal jika saja pemilik toko itu mau sedikit menyisihkan area terbaiknya untuk mushola yang layak dan senantiasa mengingatkan waktu-waktu shalat melalui dikumandangkannya adzan menjelang waktu shalat, belum tentu keuntungan usahanya akan terkurangi. Karena juga tidak sedikit calon konsumen yang batal datang  hanya karena terganjal waktu shalat dan punya kekhawatiran tidak bisa menunaikan kewajibannya ketika mengunjungi tempat tersebut.

Apakah ini merupakan gejala bahwa kepentingan akhirat tidak dalam posisi sejajar dengan  urusan dunia, sehingga keberadaan Musholla dianggap tidak terlalu penting?

Alhamdulillah, di kantor tempat saya bekerja bersedia menyediakan ruang yang cukup untuk menampung semua pegawai sehingga setiap waktu Shalat Dzuhur dan Ashar  hampir selalu bisa berjama’ah dengan semuanya.

Saya juga sangat  apresiatif dengan Bandara Soekarno Hatta yang menyediakan banyak tempat shalat yang cukup representatif  sehingga orang baru sekalipun mudah menemukannya. Jika dilihat dari sisi itu, sebagai  pintu masuk dengan negara lain, bandara itu jadi membanggakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun