Ketika mau shalat di tengah keramain kota, saya sering mendapati musholla itu berada di sudut dekat toilet atau umum. Sebagai Muslim di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, saya sungguh prihatin dengan kondisi ini.
Ketika tempat tersebut merupakan area komersial, saya memang bisa maklum dengan keadaan tersebut. Alasan pertama adalah karena memang itu adalah area komersial, tempat orang mencari uang dan mencukupi kehidupan duniawinya. Alasan kedua adalah bahwa kebanyakan area komersial tersebut banyak di antaranya bukan milik orang Islam sehingga wajar jika Musholla tidak mendapat tempat prioritas.
Namun alangkah prihatin ketika di sebuah pusat perbelanjaan milih “Haji Anu” di Bandung, ternyata kondisi mushollanya tidak lebih baik dari kantin yang ada di sebelahnya dan di ujung pula berdampingan dengan WC umum. Ketika memasuki waktu Maghrib, alunan musik di toko itu juga tidak berganti dengan suara adzan. Hal yang sama juga terlihat di kantor salah satu teman, meskipun semuanya Muslim dari mulai pemilik, direksi sampai dengan pegawai-pegawainya, ternyata tempat shalatnya hanya memanfaatkan ruang kecil di bawah tangga. Sebuah situasi darurat yang disengaja.
Padahal jika saja pemilik toko itu mau sedikit menyisihkan area terbaiknya untuk mushola yang layak dan senantiasa mengingatkan waktu-waktu shalat melalui dikumandangkannya adzan menjelang waktu shalat, belum tentu keuntungan usahanya akan terkurangi. Karena juga tidak sedikit calon konsumen yang batal datang hanya karena terganjal waktu shalat dan punya kekhawatiran tidak bisa menunaikan kewajibannya ketika mengunjungi tempat tersebut.
Apakah ini merupakan gejala bahwa kepentingan akhirat tidak dalam posisi sejajar dengan urusan dunia, sehingga keberadaan Musholla dianggap tidak terlalu penting?
Alhamdulillah, di kantor tempat saya bekerja bersedia menyediakan ruang yang cukup untuk menampung semua pegawai sehingga setiap waktu Shalat Dzuhur dan Ashar hampir selalu bisa berjama’ah dengan semuanya.
Saya juga sangat apresiatif dengan Bandara Soekarno Hatta yang menyediakan banyak tempat shalat yang cukup representatif sehingga orang baru sekalipun mudah menemukannya. Jika dilihat dari sisi itu, sebagai pintu masuk dengan negara lain, bandara itu jadi membanggakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H