Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Buang-Buang Energi Membahas Misteri Jatuhnya Shukoi

15 Mei 2012   11:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:16 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ini merupakan hari ketujuh terjadinya tragedi jatuhnya Pesawat Shukoi SJ00 yang membawa 45 penumpang saat joy fight di wilayah Gunung Salak. Berdasarkan berbagai pemberitaan, sekitar setengahnya dari jumlah korban sudah berhasil dievakuasi dan kini sedang diidentifikasi di RS POLRI.

Sejak dipastikan bahwa pesawat tersebut jatuh di kawasan Cijeruk, semua pihak yang kompeten dalam perpesawatan diundang oleh stasiun televisi untuk membahas misteri jatuhnya pesawat Rusia yang konon terbang pada ketinggian 6000 kaki, sementara Gunung Salak sendiri tingginya mencapai 7000 kaki.

Sejak pertama kalinya pembahasan mengenai misterijatuhnya pesawa iitu, sebenarnya semua sudah sepakat kalaukejadian sebenarnya tidak bisa diduga-duga, tetapi harus menunggu hasil pemeriksaan blackbox yang merekam suara-suara yang ada di ruang kemudi. Namun entah karenasenang berandai-andai atau lebay, sampai saat ini beberapa stasiun televisi  buang-buang energi  dengan menghadirkan acara pembahasan mengapa bencana itu terjadi itu terus-menerus secara Live.

Dengan nara sumber yang sama, tentunya yang dibicarakan dan kesimpulannya akan itu-itu juga dan tak memberikan solusi apa-apa. Alangkah sia-sianya energi yang mereka gunakan tersebut. Kalau itu dianggap sebagai pencerahan, pencerahan buat siapa...?? Sementara itu, para keluarga korban mendapat penderitaan tambahan dengan lamanya proses evakuasi. 

Tentu alangkah bermanfaatnya jika para stasiun televisi itu membuat acara menghadirkan pakar-pakar untuk membahas bagaimana mengevakuasi korban sesegera mungkin.Apakah menghadirkan ahli cuaca untuk memprediksi kapan akan terjadi cuaca buruk sehingga pada saat evakuasi tidak ada bencana susulan, atau menghadirkan pakar mekanik yang mungkin mampu menciptakan crane darurat sehingga proses evakuasi bisa dibantu dengan peralatan mekanis.

Saya acungkan dua jempol untuk mereka yang melakukan evakuasi, karena dengan dengan segenap kemampuannya melakukan yang terbaik di tengah TKP yang sangat terjal di tengah cuaca yang sering tidak bersahabat. Semoga mereka mendapat pahala dari Allah SWT atas tindakan kemanusiaannya.

Saya tidak mengganggap mereka kurang  maksimal dalam melakukan evakuasi, tetapi rasanya jika stasiun televisi itu menghadirkan pembahasan "solusi melakukan evakuasi di wilayah terjal" pasti lebih bermanfaat daripada berandai-andai dan menduga-duga tetapi tidak membantu memberikan solusi apa-apa.

Semoga keluarga korban tabah menghadapi bencana ini, Salam .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun