Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gadis Berbaju Merah Itu Tarifnya 2 Juta Semalam

17 Maret 2014   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 2880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari lalu, saya bersama seorang teman  menginap di salah satu hotel bintang empat yang tergolong masih baru di Kota Medan Sumatera Utara.  Karena teman tidak merokok, saya memilih kamar yang kategori no smoking. Jangankan di kamar, di lobbypun konon tidak diperbolehkan.

Meskipun saya perokok, saya sangat menghormati hak-hak bukan perokok sehingga tidak mau melanggar aturan tersebut. Ketika ingin merokok, saya turun ke lobby hotel  meskipun harus beberapa kali mondar-mandir dari lantai 5 ke lobby  hotel tersebut.

Hari pertama, sekitar  jam 11 malam saya turun ke lobby untuk mengisap sebatang dua batang rokok sehabis ngopi malam. Di lobby yang sudah mulai meredup, hanya ada satu orang laian yang juga  sedang merokok. Lumayan, meskipun tidak berniat ngobrol , tetapi setidaknya ada teman di tempat itu. Sambil menikmati si putih Gudang garam Filter, saya juga menonton televisi yanag ada di sudut ruangan tersebut.

Tiba-tiba, trak, trak, trak bunyi sepatu yang  memecah kesunyian malam. Ketika ditoleh, seorang perempuan seksi berusia sekitar 25 tahun berjalan menuju resepsionis dan akhirnya menuju lift. Pantas saja suaranya keras karena dia bersepatu hak tinggi. Balutan pakaiannya salin terlihat tipis juga sangat minim sehingga menampilkan lekuk-lekuk kewanitaannya.  Ujung rok yang berada atas paha, sepertinya berposisi  lebih mendekat ke atas daripada ake lutut.

Satu naik, satu lagi datang dengan warna pakaian lain. Selama mengisap 1 batang rokok, setidaknya ada 4 atau 5 orang yang naik. Namun semuanya hampir sama, muda, cantik, sepatu hak tinggi dan pakaian minimalis. Meski  menuju ke lokaai kamaar penginapan, mereka hanya membawa tas kecil tidak seperti  tamu hotel yang biasanya menginap membawa tas berisi baju ganti.

Ketika menghisap rokok kedua, dua orang gadis datang bersaman  dan tiba-tiba duduk di kursi  dekat lelaki yang datang lebih dulu dari saya itu. Satu duduk menghadap ke arah lelaki itu dan satu duduk menghadap ke saya dengan paha  yang satu ditumpangkan ke paha lainnya. Yang menghadap saya bahkan tampak memainkan  kancing baju atasnya yang cukup rendah sambil sesekali menatap saya. Dari jarak sekitar 5 meter, jelas beberapa bagiaan terlihat sangat jelas.

Entah karena risih atau apa, laki-laiki yang ada di situ pindah duduk ke tempat yang lebih jauh. Saya sendiri karena sudah selesai merokok kemudian segera beranjak untuk ke kamar dan tidur. Saya tidak melihat lagi kedua perempuan cantik yang sedang duduk-duduk tidak jelas tujuannyaa tersebut.

Hari berikutnya saya turun lebih larut sekitar jam 12 malam. Selain wanita-wanita di lobby, saya bahkan sudah bertemu dengan mereka  di lift turun.  Namun aromanya tidak sewangi  yang baru datang.

Malam berikutnya, saya bertemu  (kopdar) dengan teman  jejaring sosial yang rupanya tempat tinggalnya tidak jauh dari hotel tersebut. Ia bilang bahwa nereka adalah wanita-wanita panggilan yang bisa menemani tamu sampai pagi dengan tariff antara 1,5 sampai dengan 2 juta rupiah semalam.

Hahhh....?  bagi saya 1,5 sampai 2 juta adalah harga seekor kambing  terbesar yang sangat layak dipersembahkan untuk qurban…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun