Mohon tunggu...
Haris Wardhana
Haris Wardhana Mohon Tunggu... -

Wong ndeso nyambut gawe neng pinggir kutha yogjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggung Jawab Siapa, Bagaimana Caranya?

6 April 2010   06:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:57 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada seorang bapak dari anaknya yang siang-malam selalu diajaknya keliling "Dunia" yang sepertinya terlalu sempit baginya, sehingga hanya dengan berjalan kaki ia mengajak putrinya berkelana menjelajah dunianya yang entah kapan akan ditemukannya ujung dari dunia itu, sehingga ia akan berhenti dan kembali menjadi warga yang menetap di suatu tempat di bumi ini.

kasihan,..... itu kesan pertama yang saya rasakan waktu dahulu pertama kali melihat mereka hanya berdua seorang ayah dan anak perempuannya yang mengandalkan pemberian orang sebagai penyambung harinya, lalu apa kata putrinya tentang perjalanan tiada ujung yang ditempuh bersama bapaknya yang sepertinya sudah "tidak genap" itu?

kata undang-undang dasar 1945 fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara, apa maksudnya semoga tidak disalah arti menjadikan subur makmur negeri ini atas fakir miskin dan anak yang akan terlantar karenanya (biasanya makna kata memelihara adalah supaya dapat berkembang dan menjadi subur) kalau memang tetangga yang harus memulainya untuk menghentikan perjalanan panjang itu lalu siapa tetangganya? dan bagaimana caranya agar anak itu paling tidak akan menjadi putri yang terawat dan terdidik oleh orang yang masih "genap" sehingga dapat tumbuh menjadi remaja putri yang normal dan nantinya dapat berguna bagi Bangsa dan Agama.....

luangkan waktu kita sebentar wahai para bijaksana.......... urunkan sekedar koin kasih sayang untuk membantunya menghentikan perjalanan panjang yang seolah tanpa akhir itu wahai para darmawan dan hartawan............ wahai para pemegang kekuasaan marilah kita luangkan sedikit tangan kekuasaan untuk memungut "Putri Indonesia" itu dari jalanan........... wahai para peduli anak bangsa yang mulia mari luangkan sedikit ruang untuk menampung dan mendidiknya....... dan marilah wahai para penulis sebarkan dan serukan kata-kata kasih sayang agar setiap telinga menjadi teduh dan ibalah hati penuh kasih, mari kita perhatikan kanan-kiri kita, tetangga kita mudah-mudahan Indoneisa menjadi tanah yang diberkahiNya amiin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun