Mohon tunggu...
Kang Insan
Kang Insan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

God created men in order to tell stories

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menulis Paragraf: Kesatuan, Koherensi, dan Alat Kekohesifan

27 November 2012   01:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:38 8345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

KESATUAN, KOHERENSI, DAN ALAT KEKOHESIFAN

Kesatuan di dalam Paragraf

Sebuah paragraf harus memiliki kesatuan. Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika semua kalimat pendukung hanya mendukung satu gagasan tunggal. Jika ada kalimat pendukung yang tidak berkaitan dengan topik, maka kalimat itu disebut kalimat sumbang dan paragraf tidak memiliki kesatuan.

Paragraf harus memiliki satu gagasan pengait di dalam kalimat topiknya. Jika tidak, paragraf akan kehilangan fokus.

Kalimat pendukung harus mendukung atau menjelaskan gagasan pengait dengan memberikan contoh, detail, langkah-langkah, atau definisi. Jika tidak, paragraf tidak akan membahas satu gagasan tunggal.

Kalimat penyimpul harus menyatakan kembali gagasan di dalam kalimat topik. Jika tidak, gagasan pokok akan tidak jelas.

Kalimat topik

(1)Ardiansyah, temanku, sangat menyenangkan.

Kalimat Pendukung

Ia sering mangajak kami datang ke rumahnya dan bermain games terbaru di playstation miliknya. Ia pun sering mentraktir kami makan bakso atau membelikan kami tiket pertandingan bulu tangkis di Senayan. Ia tidak segan menjenguk salah seorang teman yang sakit atau memberi bantuan kepada teman yang membutuhkan pertolongan.

Kalimat Penyimpul

Ardiansyah memang salah seorang teman yang sangat menyenangkan yang aku kenal.

Semua kalimat di atas berisi tentang uraian bagaimana sangat menyenangkannya Ardiansyah. Apabila ada satu kalimat yang, misalnya, menjelaskan bagaimana wajah Ardiansyah terlihat atau hobi Ardiansyah, maka kalimat itu tidak mendukung kesatuan dalam paragraf. Tentu saja, kalimat seperti itu tidak menjelaskan bagaimana Ardiansyah sangat menyenangkan.

Koherensi di dalam Paragraf

Sebuah paragraf juga harus memiliki koherensi. Artinya, detail-detail pendukung diorganisasikan sehingga informasi-informasi muncul secara bersamaan.

Penulis biasanya menggunakan waktu, ruang, dan urutan hal-hal yang penting untuk menyajikan informasi pendukung dalam sebuah paragraf yang koherensi. Ketidakkoherensian terjadi apabila kalimat-kalimat pendukung kemunculannya tidak teratur sehingga menghapus adanya kesan ruang, waktu, dan urutan hal-hal penting itu.

Pengorganisasiaan lewat Waktu

Setiap hari aku melakukan aktivitas rutin pagi hari yang biasanya aku lakukan. Aku bangun pagi-pagi sekali untuk salat subuh berjamaah di masjid. Lalu, aku jogging mengelilingi perumahanku. Setelah itu, aku menyiram tanaman hias yang aku tanam di halaman rumahku. Selesai menyiram tanaman, aku mandi sekitar 15-25 menit. Sehabis mandi, aku sarapan yang biasanya sudah disiapkan ibuku. Barulah ketika waktu menunjukkan pukul 06.15, aku berangkat ke kantor dengan sepeda motorku. Demikianlah, aktivitas harian yang tidak bisa aku lewatkan di setiap pagi.

Pengorganisasian lewat Ruang

Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau lift menuju pelataran puncak monumen. (Sumber: wikipedia.com)

Pengorganisasian lewat Urutan Hal-hal Penting

Mengerdilkan daun jauh lebih sulit dari pada mengerdilkan batangnya. Sebab itu, tidah heran jikasering dijumpai bonsai dengan ukuran kerdil, tetapi ukuran daunnya masih agak besar dibandingkan dengan ukuran pohonnya. Salah satu cara mengecilkan daun bonsai adalah dengan menggunduli semua daunnya (total prunning). Kemudian, dikurangi pemberian airnya semaksimal mungkin asal tidak layu.Pada akhirnya nanti daun baru yang tumbuh akan lebih kecil. Selama daun masih mengalami pertumbuhan (berwarna hijau muda) selama itu pula penyiraman dikurangi. Apabila daun sudah dewasa (berwarna hijau tua) dan tidak mengalami pertumbuhan lagi , penyiraman dapat dilakukan normal kembali. (Sumber: http://ficusbenyamina.blogspot.com)

Alat Kekohesifan

Alat kekohesifan merupakan kata-kata atau frasa yang berfungsi merangkaikan kalimat-kalimat sehingga terbentuklah kesatuan dan koherensi pada paragraf tersebut. Alat kekohesifan dapat berupa kata hubung (konjungsi), kata ganti (pronomina) baik kata ganti orang maupun kata ganti penunjuk, dan pengulangan kata atau frasa.

Alat kekohesifan yang pertama adalah kata hubung. Kata hubung (konjungsi) yang dipakai sebagai alat kekohesifan adalah kata hubung antarkalimat, seperti namun, akan tetapi, oleh karena itu, jadi, lalu, kemudian, bahkan,dan dengan demikian. Kata hubung-kata hubung tersebut diletakkan di awal kalimat berikutnya dan diikuti tanda baca koma (,).

Contoh:

Warna-warna pada lukisan itu sangat cerah. Namun, tidak banyak pencinta lukisan yang memahami mengapa warna-warna itu dibuat cerah.

Pada contoh di atas, salah satu alat kekohesifannya adalah kata hubung namun.

Alat kekohesifan yang kedua adalah kata ganti (pronomina). Ada dua jenis kata ganti yang berhubungan dengan paragraf, yaitu kata ganti orang dan kata ganti penunjuk. Contoh kata ganti orang adalah ia, dia, -nya, dan mereka, sedangkan kata ganti penunjuk adalah ini, itu, begini, dan begitu.

Contoh:

Mamat akan pergi ke Pasar Baru. Ia ingin membeli sepatu. Sepatunya yang lama sudah rusak. Sepatu itu sudah lepas jahitannya.

Pada contoh di atas kekohesifan ditandai dengan kata ia, bentuk -nya, dan itu. Kata ia pada kalimat kedua merujuk pada Mamat. Bentuk –nya pada kalimat ketiga pun merujuk pada Mamat. Lalu, kata itu dalam sepatu itu merujuk pada sepatunya, yaitu sepatunya.

Alat kekohesifan ketiga adalah pengulangan kata atau frasa pada kalimat berikutnya. Namun, biasanya pengulangan itu disertai dengan penambahan kata ganti penunjuk. Sering juga ditemukan bahwa pengulangan itu bukan pengulangan langsung, melainkan pengulangan dengan pengubahan.

Contoh:

Pak Amat sangat rajin. Hampir setiap hari, Pak Amat pergi ke sawah.Petani yang dikenal ramah itu bekerja dengan sepenuh hatinya.

Pada contoh di atas, frasa Pak Amat diulangi pada kalimat kedua. Pun, pada kalimat ketiga ada pengulangan lagi pada frasa Pak Amat, tetapi kali ini dengan pengubahan, yaitu mengubah Pak Amat menjadi petani yang dikenal ramah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun