Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bila Pertemuan Ini

1 November 2024   06:37 Diperbarui: 1 November 2024   06:54 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berusaha menemukanmu, bersama datangnya hujan yang terlambat menyapa bumi. Akar pepohonan merintih, daun berguguran menyepi, hampir mati.

Aku mengingatmu kembali, ketika bunyi deru lokomotif menyeberangi pagi, menghantarkan setumpuk surat cinta yang diketik rapi. Dalam bahasa rindu, ketika diksi memberitahukan suasana hati.

Aku berusaha menghadirkan senyumu, bersama secangkir kopi yang meletupkan nadi. Entah di mana ku simpan potongan lesung pipit yang dahulu begitu memabukkan. Keranjang sampah telah penuh oleh celoteh kemunafikan, laci meja terbuka begitu saja, dan isinya, hanya tertinggal dua gigi palsu, tersenyum kepadaku.

Maaf, jangan marah. Jika kelopak matamu tak lagi menghias dada, gaya bicaramu telah lama musnah dari perbendaharaan kata.

Senyatanya, ada dan tiada tidaklah berbeda.

#####

Baganbatu, awal november 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun