Ketika orang-orang mengajakku berlari kencang, menabrak bayangan sendiri demi masa depan, meraih gemerlap metropolitan.Â
Aku hanya diam. Mematung diri bak orang-orangan sawah dipematang. Diam sepenuh diam, memandang hijau tanaman seluas mata memandang.Â
Riuh orang-orang menceritakan pengalaman, gedung tinggi menjulang, taman indah dengan airmancur menyejukkan.Â
Aku hanya diam. Sesekali tanganku mencabuti gulma yang tumbuh disela tanaman, memainkan air berlumpur seumpama melody dalam genderang pertunjukan.Â
Setiap akhir pekan, sekumpulan orang kota datang bertandang. Bermain di kubangan lumpur dengan riang, berjalan mengitari pematang sawah sambil berdendang. Orang-orang kota yang rindu udara bersih, memimpikan hidup damai tanpa polusi.Â
Ketika tetanggaku kiri-kanan berhasrat menjual lahan, aku hanya diam. Padi tidak tumbuh dari tumpukan koran, bahan pangan tidak hadir tanpa pahlawan pertanian.Â
#####
Baganbatu, awal agustus 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H