Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Riuh

11 Juni 2024   06:42 Diperbarui: 11 Juni 2024   06:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Di ujung lorong gelap jalan kecil berbatubata merah, seorang perempuan berwajah tirus berdiri mematung menantang cahaya. Temaram melegenda, bayangan memudar seiring tetes airmata. 

Sekian banyak dosa, sepanjang hayat berselimut salah, lebih hina dari sampah, dianggap penyebab kerusakan dunia. 

Lemah, nista. Hina, dianggap lebih rendah dari segala yang menjijikkan mata. 

Di ujung lorong gelap penghakiman manusia, seorang perempuan menadahkan tangan mengucap doa . "Tuhan, masih adakah kesempatan meraih syurga". 

#####

Baganbatu 11 juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun