Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kekasih

9 Juni 2024   06:15 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menjemputmu dengan doa, melapangkan dada, menelan segala pahit begitu saja. Belajar ikhlas, meski di dasar hati terasa kandas. 

Kabar kepulanganmu mengaduk segala isi kepala, mematahkan asa,, meruntuhkan niat mulia hendak menjadikanmu ratu rumah tangga.. 

Sejak bakda subuh aku mematung di dermaga Sundakelapa, menghitung berapa kali lidah ombak meliuk, merayu akar pohon kelapa. Pelajaran berharga bagiku, mencintai bukan berarti berhak memiliki. 

Aku tidak lagi merokok, tidak pantas bagi calon imam rumahtangga meracuni diri, begitu katamu suatu kali. 

Aku tidak lagi memakai baju kotak-kotak, corak yang membuatmu trauma karena merasa di khianati oleh pemimpin dalam pilkada. 

Semua aku lakukan, semua ikhtiar yang mampu aku usahakan, agar engkau tahu bahwa hubungan ini berdasarkan iman dan kecintaan. 

Kini engkau pulang berdua, seorang pria gagah berpenampilan soleh menuntunmu menuruni tangga kapal linta3 samudera. Tanganmu di genggam mesrah, matamu bercahaya, semoga Allah menjadikan hidupmu barokah. 

Kekasih, kata itu akan segera hilang. Cukup desir angin tempatku menuang bimbang. 

#####

Baganbatu, 9 juni 2024 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun