Kesedihan ini seumpama paku bumi, menghujam sangat dalam kelubuk hati, menimbulkan perih menyayat sanubari, membekas luka tanpa terobati.Â
Tangisku memenuhi siang dan malam, tidurku sangat sebentar, mata terpejam namun hati dan pikiran di sandera kecemasan.Â
Dimanakah engkau buah hatiku, telah berbilang pekan hilang dari pandangan, meninggalkan aku yang engkau sangka tidak lagi sayang.Â
Bayanganmu tak mampu lagi aku sentuh
Rinduku hanya gurauan angin yang berlalu
Sebenarnya aku sangat tidak ingin memelihara pedih, namun ia datang bahkan selalu datang ketika senja menjelang. mengajakku bercanda, padahal airmataku telah tumpah. Sungguh teramat dalam sesalku.Â
Aku yang tak mampu memeliharamu, mendidikmu, mencukupi segala apa yang engkau butuh.Â
Maafkan aku, uluran kembali tangan mungilmu, untuk menyentuh segala sedih dan segala sesal hatiku.Â
Hanya kepada angin senja aku berani bercerita, hanya kepada makhluk ciptaan Tuhan yang tak pernah menyiarkan rahasia aku curahkan kepedihan ini.Â
#####