Tanah tempat berpijak, rintihan jejak di antara panjangnya trotoar malam, melangkah setengah tergesa, mendaur ulang ingatan tentang pentingnya kehangatan keluarga.Â
Sisa jelaga hujan kontras dengan selusin keinginan, setiap keluarga Menyeduh kopi atau teh manis dalam bejana cinta, berceloteh bahwa malam ini adalah kepingan syurga yang di turunkan kebumi.Â
Tapi diluaran sana, ketika konflik kepentingan terbakar bersama tumpukan persahabatan, nilai nominal lebih berkuasa dari salam hangat kerinduan.Â
Sulit mencari keteduhan, terasa mahal harga seulas senyum tulus tanpa keculasan.Â
Mungkin malam ini dunia akan mati, ketika kehangatan hati telah di penuhi caci maki.Â
#####
Baganbatu, januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H