Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hari ini Kita Menyeduh Mimpi

10 Januari 2024   19:32 Diperbarui: 10 Januari 2024   19:36 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanah tempat berpijak, rintihan jejak di antara panjangnya trotoar malam, melangkah setengah tergesa, mendaur ulang ingatan tentang pentingnya kehangatan keluarga. 

Sisa jelaga hujan kontras dengan selusin keinginan, setiap keluarga Menyeduh kopi atau teh manis dalam bejana cinta, berceloteh bahwa malam ini adalah kepingan syurga yang di turunkan kebumi. 

Tapi diluaran sana, ketika konflik kepentingan terbakar bersama tumpukan persahabatan, nilai nominal lebih berkuasa dari salam hangat kerinduan. 

Sulit mencari keteduhan, terasa mahal harga seulas senyum tulus tanpa keculasan. 

Mungkin malam ini dunia akan mati, ketika kehangatan hati telah di penuhi caci maki. 

#####

Baganbatu, januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun