Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Hutan Terakhr

6 Oktober 2023   06:59 Diperbarui: 6 Oktober 2023   07:05 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kicau burung telah punah, bersama matinya mata air sebelah sana. Unggas berimigrasi ketanah neraka, orangutan dan siamang melanglang buana mencari setetes air dan sekantung buah.

Patah sudah rerimbun bunga dahlia, bukit hijau kini berubah nestapa, seribu pohon mati dalam sekejap mata. Hanya ilalang, sekumpulan kecil perdu berduri tajam, menjaga tanah gersang.

Tiada lagi hamparan menghijau

Telah sunyi kepak sayap kupu-kupu menari syahdu

Jika ada gemericik air, Sejuta limbah pabrik turut mengotori

Entah apa yang akan diwariskan kepada generasi mendatang, tanah hijau berubah tandus dan kerontang, aneka satwa hanya ada dalam buku gambar, pepohonan tinggi hanya dongeng tentang kesuburan.

Jika nanti bencana menjelang, kepada siapa kesalahan hendak di timpahkan.

Jika nanti penghidupan semakin gersang, adakah pihak yang mengaku sebagai biang kerusakan

Pohon di tebang, kepentingan manusia di dahulukan

Hewan dan kekayaan flora di singkirkan

####3

Baganbatu, oktober 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun