Lelaki tua itu bergerak lincah, tangan dan kaki bergerak seirama. Di antara semburat senja nan merona, di antara temaram dan obor minyak tanah, tubuhnya meliuk bak pertapa, matanya nyalang seakan usia cuman kumpulan angka.
Tubuh ringkih larut dalam gamelan jawa, senyum sumringah menghapus ribuan tahun perjalanan mengarungi dunia cerita.
Menarilah ia, raga dan jiwa dirasuki kesyahduan setingkat ramuan mujarab awet muda. Melompat, menendang. Berputar, melingkar, mengerumuni rasa syukur atas kebahagiaan sungguhan.
Hingga senja hampir menghilang, nyala obor meliuk semakin pelan, lelaki tua itu menangkupkan tang an memanjatkan permintaan. Semoga Tuhan mempertemukan ia dengan kekasih yang limapuluh tahun lalu menemani menari
Dan ketika gending benar-benar berhenti, lelaki tua itu berjalan pergi menembus gelapnya menanti. Penantian panjang menemui kekasih sejati.
#####
Baganbatu, 28 september 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H