Akan sulit bagiku mempersiapkan sebahagian hatiku untuk menanam kecambah rindu, seperti sulitnya memahami betapa hubungan ini seperti sawah tadah hujan di musim kemarau, kering tanpa kepastian, gersang tanpa tahu kapan kesembuhan itu datang. Mendung bukanlah akhir dari penantian, petir dan halilintar hanya sekedar menjenguk sebagai tanda setia kawan.
Namamu masih ku kenang, seikat bunga yang pernah engkau berikan, kini beranak-pinak membentuk lautan kecemasan. Bukan aku, tapi aku takut engkau telah salah mengartikan rindu, sehingga mengirim selusin kupu-kupu, memastikan semua itu nyata bagimu.
Aku telah terbiasa kecewa, setidaknya telah limabelas kali mengusap duka.
Jika hadir dan pergimu menambah deret angka, bagiku adalah hal biasa.
Jangan pernah mencipta prahara, karena karma bisa saja datang dengan rupa orang yang engkau cinta.
#####
Bagnbatu, april 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI