Gemulailah menyantap jiwa, sepasang sayap menggempur udara hingga berasap. Menari diatas awan, merunduk ketika petir menabuh gelegar. Ini adalah ritual asmara para kesatria, menjadikan palagan sebagai hamparan mawar dan kenanga.
Tak kira seribu darah tertumpah, seribu tangis mengiringi hujan senja, menangkupkan tangan sebagai tanda setia, merapalkan mantra sebagai bentuk perwujudan alam maya.
Ringkaslah segala kisah, agar tergulung segala duka, segera sirna umpatan kecewa. Agar para kita mampu memanggul senjata lagi dengan dada telanjang penuh jumawa.
Getah, gelah, gemalah.Â
#####
Baganbatu, februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H