Aku hanya diam, ketika malam mencabik kasar pondasi sedikit iman. Membobol kehalusan pekerti para pejalan di kegelapan malam, mengejar dan melucuti sedikit rasa malu yang dahulu pernah di titipkan para guru.
Aku diam, terdiam, terpaksa diam. Menyaksikan binatang malam berpesta dengan menyemburkan racun berbentuk angan, meracuni para pencari kenikmatan dengan sedikit rayuan.
Kemana hendak menyelamatkan diri, ketika tangan kekar berkuku duri mencengkeram kuat ulu hati, mencekoki penalaran dengan seribu botol harum namun memabukkan. Jiwa melayang, terbang mengarungi langit malam dengan penuh kesombongan.
Terdiam, padam, buram. Hingga menyangka kokok ayam jantan sebagai kiamat pemutus kesenangan.
#####
Baganbatu, januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H