Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu Kampung Halaman

2 November 2022   19:33 Diperbarui: 2 November 2022   19:38 2897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sawah ladang hijau membentang, tanah gunung berisi kicau riuh capung, aliran sungai penuh gemericik mengusung panggung. Hati yang damai, jiwa tentram penuh kasih penuh nyanyi, Syurga manalagi yang sebanding di dunia ini.

Tapi ini hanya dalam gambar, bergejolak ketika rindu menghantam.

Jauh dari jangkauan

Berbatas jarak dari tanah seberang

Siang dan malam menghayal kampung halaman, berdendang penggembala kerbau menambah syahdu rembang petang. Masakan Emak mengundang, teguran Ayah penuh sayang penambah rindu ini semakin menghujam.

Apalah daya

Diri ini kini terbelenggu kesibukan jauh di tanah seberang, menyusuri nasib sebagai pendatang di negeri orang. Rindu lama ingin terulang, sayang badan belum mampu balik ke kampung halaman.

Emak, Bapak, doakan aku segera pulang. Bermain dengan petak sawah penuh lumpur penuh asa, mendaki gunung menuruni lembah mencari sarang si rama rama.

Nostalgia ini mengajak aku mencintai tanah persada

Rindu kampung halaman, rindu sejati diri akan tanah kelahiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun