Rumah kami bersebelahan, dinding papan menyatu dengan hati dan di tancapkan paku putih. Erat tanpa perbedaan, kokoh seumpama gempa tak akan pernah menimbulkan jurang
Kami berbeda keyakinan, kami berbeda cara makan, cara becocok tanam bunga di halaman, berbeda dalam banyak hal. Tapi kami tak berbeda dalam satu hal, memandang sesama manusia adalah makhluk Tuhan. itulah yang mengikat persaudaraan
Jika berbicara tentang agama, kami tidak pernah menjurus untuk saling menghina, merasa yang satu mulia dan yang lain lebih hina, toleransi kami jadikan jembatan untuk saling menyapa, berbicara, berbuat kebajikan, tanpa harus ada sekat pembatas untuk menumbuhkan saling percaya.
Kami harmonis, karena kami bertetangga sesungguhnya tengah menerapkan nilai luhur apa yang kami percaya.
Kami tertawa bahagia, sehingga kami berjanji seandainya kelak kita bisa hidup bersama di syurga, kita akan bermohon kepada Tuhan untuk menjadi tetangga kembali
Aku dan tetanggaku berbeda agama
Aku dan tetanggaku rukun bahagia
Bukankah ajaran agama berisi nilai luhur untuk mencintai sesama, terutama menghormati tetangganya
Datanglah ke rumah kami, engkau akan mendapati segala benci, iri dengki, ingin menang sendiri, sudah tidak berlaku lagi
Aku dan tetanggaku telah menjadi bukti