Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rintik Hujan di Wajah Cantik Zuraiha

18 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:06 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wajah cantik itu tertunduk, mata bening penuh rintik hujan dari hati, gemuruh dada serupa guntur, mengaduk-aduk tetes hujan agar mendidih. Sakit pasti, luka sedih, genangan berupa sesal tetiba membanjiri merubung mimpi.

Zuraiha, berjalan tanpa alas kaki, melintasi air comberan hitam kelam, tak lebih kelam dari kisah hidupnya.

Di tinggal kekasih tercinta, di biarkan terluka ketika semua telah terjamah, satu hatipun rela terkorban demi mempertahankan hubungan. Tapi nyatanya, yang di agungkan ternyata penikam, yang di sangka mampu membahagiakan tak lebih kumbang jalang pencari korban.

Jika hujan ini adalah peluruh dosa, penumbuh bibit dan berkecambah bahagia, Zuraiha rela. Biarkan rintiknya memenuhi, mencumbui, membelai, sebentuk hati yang ingin damai.

"Hujan, tetaplah datang"

#####

Baganbatu, oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun