Telah ku tanyakan keadaanmu kepada angin yang berhembus pelan dan berputar, tapi angin hanya memberi senyuman, kemudian melaju kencang.
Telah ku utarakan maksud dan tujuan, kepada hujan, kepada awan, kepada lelembut sejenis siluman, kepada penunggu gunung dan penjaga lautan. Namun mereka hanya terdiam, mengangguk pelan kemudian meneteskan air mata penuh perasaan.
Ketika banjir bandang menerjang, ketika gempa besar datang mengguncang, ketika kekeringan panjang lebih lama memanggang, para pemangku kebijakan sibuk mencari dalih sebagai pengalih perhatian.
Tanpa jawaban memadai
Tanpa solusi pasti tentang penyebab anomali ini
Rakyat miskin di paksa menyaksikan, penggundulan hutan penyebab erosi, penggalian tambang tanpa pamit kepada hijau daun dan kelangsungan ekologi.
Rakyat menonton pembabatan hutan
Rakyat melihat mobil tambang hilir mudik mengangkut bebatuan
Rakyat merasakan debu mulai merubung pernafasan
Ketika hujan datang, ketika kemarau panjang, ketika orang miskin mencari tempat pengaduan. Angin, hujan,awan, lelembut penguasa dunia kehalusan, menyaksikan sambil mengutuk para pemimpin yang melalaikan.