Sepi telah menjadikan debu tanah berubah api
Melepuh tapak kaki memijak bayangan senja, terbakar mata hati ketika  angin bertiup rindu menyentuh jiwa. Sebuah penjara besar bernama kesendirian, kemanapun mata memandang, kemanapun senyum hendak di korbankan, hanya padang gersang tanpa riuh kehijauan.
Arumni adalah korban
Mengarungi lautan pasir bernama penantian, mengharap sedikit oase di tengah kebimbangan. Sanggupkah wanita bermata jeli menyelam lautan dalam, sedangkan ombak besar tengah menderah hati yang kosong kasih sayang. Sungguh butuh kesungguhan, berdiri mematung di kelilingi seribu tanya tentang kepastian.
Arumni bukan satu-satunya korban
Sejak zaman batu masih dalam ingatan, telah berjuta Arumni menjadi tumbal. Di sembelih rindu yang menghujam, di rantai janji yang melingkar membakar perih. Ini adalah kisah berulang, dan Arumni mengisi deret panjang rasa kesepian.
Sepi seorang Arumni, sedih seorang diri. Siapa sanggup menggambarkan, siapa sanggup menterjemahkan arti sepi seorang Arumni.
Akupun tak berani.
#####
Baganbatu, 4 agustus 2022