Dahulu sekali, anak bangsa pribumi tak di hinggapi penyakit benci
Saling sapa dalam keramahan
Saling bahu-membahu dalam kebersamaan
Alam indah bumi nusantara, semakin cemerlang bersama toleransi dan gotong-royong penduduknya. Ringan sama di jinjing, berat sama di pikul. Begitu para tetua memberi arah tentang utamanya menolong sesama.
Tak di temui orang kehausan di jalan, karena ada saja tangan ramah sigap memberi pertolongan
Tak di biarkan tetangga mati kelaparan, segenap warga sigap membantu sesuai kemampuan
Yang naik kendaraan , menyapa mereka yang berjalan
Yang bergerombol dalam jumlah besar, menegur ramah mereka yang sendirian
Dimanapun adanya, bagaimanapun keadaanya. Kebajikan menjadi pakaian keseharian
Tapi ketika bilangan tahun semakin bertambah, ketika kemajuan teknologi mulai merambah, tetiba nilai baru yang entah dari mana asalnya, entah siapa yang mengajarkanya, entah siapa pula yang memulai pertama, menggusur habis nilai luhur anak bangsa.