Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kisah Anak Manusia

24 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 24 Juli 2022   19:08 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan ingatlah ketika anak manusia dilahirkan, tanpa harta, tanpa tahtah, bahkan pakainpun tiada. polos apa adanya, pasrah mengakui bahwa sejatinya manusia itu makhluk tunduk kepada sang pencipta.

Ingatlah! Tidak ada manusia yang serakah ketika ia belum mencicipi manisnya dunia. hidup tanpa prasangka, jujur tanpa membantah tentang takdirnya.

Tetapi ketika waktu berputar searah tumbuh-kembang jiwa dan raga, ketika polusi moral mulai menyebar memenuhi penalaran, manusia bijak berubah tamak, bocah lugu tak lagi malu mencuri dan menipu.

Hingga perjalanan usia mendekati akhir, segala kemewahan hendak di raih sekehendak pikir, titik cerah kedalaman jiwah mulai lemah, ruhani hitam pekat oleh tumpukan dosa.

Menangislah ia menyesali masa muda

Meraunglah ia memanjatkan doa agar Tuhan menangguhkan tua yang menimbulkan renta

Penyesalan tetiba datang menyatakan salam

"Ucapkan selamat tinggal kepada kehidupan."

Tunggu masa penghakiman sang pengadil di alam keabadian

#####

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun