Gedung runtuh mencium rapuh, tercavik kusen kayu oleh debu, melepuh pada sekujur ubin diam membisu. Cat kumal dinding depan, menyembunyikan luka kamar perkamar, menangung beban selasar angan.
Tugu penyambutan berdiri angkuh, rumput ilalang bergerombol mencari kehangatan, menatap tajam setiap sinar membentuk bayangan, berharap titik kecil di kejauhan adalah tamu yang datang.
Pernah ku simpan rinduku di gang kecil sisi utara, setiap pagi dan petang saling bergandengan tangan, menyusuri lorong sempit terbuat dari figura hujan. Lama sekali kenangan indah itu menghilang, seiring banyaknya uban memenuhi rambut kepala.
Jika hari ini aku hadir kembali, akankah serpihan kota mati masih mengenali. Akankah bunga lili kesayangan menyambutku dengan puisi.
*****
Baganbatu, MaretÂ
2022Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI