Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kupu-Kupu Perias Sunyi

23 Maret 2022   19:24 Diperbarui: 23 Maret 2022   19:27 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memandangmu dengan dua hati, menambah trenyuh suasana sunyi. Pedih yang tertinggal, risau yang menguar, gelisah hingga membakar persediaan diam.

Kupu-kupu yang malang, bernyanyi dalam suasana hati bimbang, menari tatkalah satu sayapnya terasa perih. Bukan tikaman belati, bukan tajam tangkai berduri, namun senyum kekasih yang kini pergi.

Jika sunyi bisa di ganti, jika perih boleh di obati, akankah obat rindu kan tersedia senja nanti.

Kupu-kupu perias sunyi, menyembunyikan airmata di tumpukan belati, menyanyikan kidung tentang keindahan kasih, padahal diri sendiri tengah meronta sedih.

Hingga senja menjelang, tatkalah makhluk bumi tengah merajut mimpi, kupu-kupu menghapus bening airmata.

*****

Baganbatu, Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun