Memandangmu dengan dua hati, menambah trenyuh suasana sunyi. Pedih yang tertinggal, risau yang menguar, gelisah hingga membakar persediaan diam.
Kupu-kupu yang malang, bernyanyi dalam suasana hati bimbang, menari tatkalah satu sayapnya terasa perih. Bukan tikaman belati, bukan tajam tangkai berduri, namun senyum kekasih yang kini pergi.
Jika sunyi bisa di ganti, jika perih boleh di obati, akankah obat rindu kan tersedia senja nanti.
Kupu-kupu perias sunyi, menyembunyikan airmata di tumpukan belati, menyanyikan kidung tentang keindahan kasih, padahal diri sendiri tengah meronta sedih.
Hingga senja menjelang, tatkalah makhluk bumi tengah merajut mimpi, kupu-kupu menghapus bening airmata.
*****
Baganbatu, MaretÂ
2022Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H