Bolehkah aku bersedih, ijinkan aku untuk mengucurkan airmata, meraung dan menjerit perih, meratapi di atas tanah air melimpah hasil bumi.
Minyak goreng membubung tinggi, tiba-tiba raib meninggalkan bumi. Para istri menjerit, pingsan, bahkan ada yang sampai meniggal.Â
Sebagai suami, sebagai lelaki, sebagai imam panutan, sebagai pejuang nafkah, aku merasa tak berdaya. Untuk membeli minyak goreng saja istri harus menderita.
Aku merasa berdosa kepada bapak mertua, dulu aku telah berjanji ketika hendak menikah, "akan aku cukupi kebutuhan pokok anak-istri tercinta".
Semoga para pejabat negara merasa malu tak mampu menunaikan sumpah, seperti rasa maluku kepaa bapak mertua.
*****
Baganbatu, Maret sedihÂ
2022Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H