Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Senja, Hujan, Laut yang Berusaha Tenang

17 Maret 2022   07:45 Diperbarui: 17 Maret 2022   07:46 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai senja nan rupawan, aku mengagumimu sejak belia, memujamu laksana cuplikan surga terbentang di dunia. Pertama menikmati aura keagungan, hingga kini rindu itu belum terbayar. Tujuh hari dalam sepekan, sekejap sebelum cahaya keemasan menghilang, ijinkan aku mengutarakan gejolak hati dengan sukarela.

Aku tak pernah membenci hujan, bahkan kerapkali hadirnya adalah pertanda kedewasaan. Rintiknya mengetuk menyentuh hati, dinginnya suasana justru mencipta hangat mendekap jiwa. Ini bukan bualan, bukan kata-kata usang tanpa pembuktian.

Jika senja dan hujan berjumpa dalam perjamuan alam, sedang laut bergejolak berusaha tenang, dosakah aku bila berharap cerah sebagai obat nostalgia. Laksana cuaca hati di ambang kebimbangan, seperti ragu yang terus menyerang dengan kegamangan, ijinkan pemilik hati ini menyentuh rindu sebagai tangga kepastian.

*****

Baganbatu, Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun