Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Endura

14 Maret 2022   07:39 Diperbarui: 14 Maret 2022   07:43 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuliskan kisahmu seperti menyiramkan cuka pada luka, perih pedih tak terkira, sakit dan kecewa tanpa lagi di barengi genangan air mata.

Endura, matamu menceritakan banyak kisah. Tentang kampung halaman yang tertinggal, ibu-bapak dan orang-orang tersayang yang mesti berjuang demi sesuap makan, atau tentang cerita indah masa depan yang bagai tergantung di antara petir dan topan.

Engkau gadis belia, berbaju motif bunga-bunga yang hampir pudar warna kainya. Menjejakan kaki mungil di tanah seberang, mengais nasip berharap perubahan.

Endura yang malang, perempuan lugu tertipu tangan-tangan kejam. Belum memahami bahwa tidak semua mausia berhati baik seperti tetangganya. Terdampar di warung remang-remang sebagai penggembira.

Jika ada sakit, Endura telah merasakan semuanya. Jika ada perih karena kecewa, Endura telah memeluknya sejak lama.

*****

Baganbatu , Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun