Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hutan

25 Januari 2022   06:42 Diperbarui: 25 Januari 2022   06:43 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu, hutan adalah kumpulan pohon dengan semak belukar, tak bertengkar dengan ilalang, hidup rukun dengan putri malu dan anggrek bulan.

Dari utara ke selatan, auman harimau menandakan kedamaian. Lolong srigala gagah menyambut malam, kicau jalak goci riang menandakan siang.

Kini, hutan hanya kotak permainan. Tiga-empat pohon, satu atau dua kupu kebingungan, setiap hujan datang, setiap kemarau terbilang, hutan di sangka sumber kesengsaraan.

Hutan kota, hutan adat, hutan desa, semua menyimpan masalah. Kedamaian tergerus bersama erosi banjir bandang,  keteduhan hilang di dekap rakus imajinasi keuntungan nominal.

Banyak tangan menghancurkan, sekian kepentingan berdalih undang-undang. Pohon di angkut ke perindustrian, hariamu dan jalak goci di jadikan hewan peliharaan.

Suatu hari nanti, hutan hanya tulisan penunjuk jalan. Tanpa pohon, tanpa belukar. Hanya musik sedih pegganti kicau dan auman.

*****

Baganbatu, januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun