Aroma musim kering masih tertinggal, angin bertiup mengabarkan tentang kalimat selamat tinggal. Bangku taman terdiam sepanjang koridor ingatan, rumput merah jambu menyembunyikan senyum kemudian menghilang. Benar-benar padam segala cerita masa silam.
Sudut pandang kita tentang setia dan berpisah ternyata salah arah, engkau dan aku masih mempertahankan tradisi egoisme sampai meluap membara. Jalan berbeda, pada alur kisah yang sama, ternyata kita belum mampu beranjak dewasa. Marah kemudian curiga adalah satu pertanda.
Belize, begitu engkau memanggilku berulang kali. Serbuan nostalgia kembali membanjiri otak kendali, meruntuhkan segenap ingat tentang engkau dan aku. Jalan kita berbeda, padahal kita berenang di kisah yang sama.
*****
Baganbatu, januariÂ
2022Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H