Hari ini, duduk bersama dalam kehangatan keluarga adalah hal yang istimewa. Bercerita tentang kucing tetangga, menggarong ikan goreng jatah makan malam hingga tak bersisa. Atau berceloteh tentang hujan, tetes airnya mengetuk lantai teras secara berulang, terus berulang, hingga kita menyangka hujan tak lagi mau datang. Ternyata obrolan kita dijawab oleh gerimis yang bertandang. Dan kita semua tertawa girang.
Namun hari ini, kita lebih menyukai belenggu diam. Duduk bersama dalam satu bidang, saling berdekatan secara badan. Masing-masing kita terlalu sibuk dengan dunia hayal, berbagi pesan dan berbalas pesan di media sosial, mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang di hadapan. Mata kita, senyum kita, hati kita, terlontar jauh melampaui cakrawala. Dan yang tertinggal, gersang! Kering kerontang untuk keluarga.
Suatu hari nanti, kita akan menyaksikan di museum-museum purbakala, kehangatan keluarga dipajang bersebelahan dengan dinosaurus dan badak jawa. " TELAH PUNAH".
hari ini, kita tak sempat lagi bercerita tentang kunang-kunang yang hampir musnah, karena hati kita telah alpa  bertutur kata kepada keluarga.
*****
Baganbatu, lupa tanggal lupa waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H