Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Lanang

22 Juni 2021   07:02 Diperbarui: 22 Juni 2021   07:24 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lanang menangis, Lanang menjerit. Jari tangan terjepit uang dua triliunan, mata kelilipan apartemen mewah jalan Sudirman. Lanang belum siap menjadi jutawan, Lanang masih menikmati hidup sebagai gelandangan.

Lanang bernyanyi, Lanang melantunkan nada. Trilililili..... hari ini belum makan semenjak pagi, padahal uang di ATM sudah menanti.

Mana hidup bisa di nikmati, bila perut terus menerus penuh terisi. Bagaimana bisa mencintai diri, jika mata terlena segala serba mewah. Begitu pernah terdengar Lanang berkhotbah, bukan di televisi atau forum orang berada.

Lanang hanya penjelmaan cacing tanah, begitu pengakuannya kepada para serigala berdasi merah. Lanang terbuat dari tanah, dan akan kembali menjadi tanah.

*****

Baganbatu, juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun