Ingatanmu putih tentang peristiwa ini, bersih tak bernoda, suci bak bunga syurga. Tiada membekas segala coba, tiada menggores segala goda.
Pengakuan malam kepada rembulan, engkau korban kebiadaban mahluk berjiwa setan. Merenggut kehormatan, mereguk sesaat kenikmatan, kemudian mencampakan dirimu dalam kelam. Berulang, seringkali, engkau hanya menyeret luka itu, lalu pergi.
Dari sudut mana aku menilai, engkau tetap manusia bernilai lebih. Bukan aib menutup malu, bukan hina berkubang semu. Berdiri dipersimpangan keinginan, hatimu selalu meronta ingin jalan terang. Manusia mana yang demikian, kecuali masih ada secuil iman. Dan itu engkau pertahankan.
Menunggulah. Saat nanti ada tangan penuh ketulusan, menggapai pedihmu dengan keiklasan. Yakinlah itu pasti datang. Lambat atau cepat, cahaya demi cahaya kan menghapuskan, segala bayangan dosa biarlah menjadi masa silam.
*****
Baganbatu, juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H