Pada apa yang terlihat, tubuh kurus penuh debu, beling tajam telah lama menghujam tapak kaki. Perih itu berubah nyanyi, kering perjalanan laksana belaian lembut sang kekasih.
Di setiap reruntuhan prasasti, ia mencungkil artepak dari tanahtinggi. Mencari guratan peristiwa, berusaha menemukan alur nostalgia. Tatkala zaman romantis sebelum pra aksara, ketika momen indah membekas pada wajah dunia.
Hanya satu janji. Menunaikanya mesti mengitari setengah bumi, memanjat punggung gunung semakin meninggi, menyusuri riam jeram meliuk kedalam bumi.
"Aku ingin membacakan puisi ini, ketika senja belum berganti". Entah kekasih hidup atau telah mati, meski suara ini telah dirompak lanun di samudera mimpi. Janji adalah kepastian sejati
*****
Baganbatu, juni 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI