Membuka lembar nostalgia, dalam samar tergambar masa bahagia. Berkeliling desa, memacu debu mempermainkan kerikil pecah, bersimbah pelu tapi di iringi derai tawa. Engkau dan aku bagai anak raja.
Sepeda itu pernah menyatukan kita, ketika usia belum lagi mampu mencerna apa itu bahagia, kita merasakan hati berbunga tatkala sepeda mengajak berlari diantara ujung desa.
Ingatkah engkau kenangan itu? Walau kini engkau dan aku telah menjauh. Mengapa tidak kita jenguk masalalu, sepeda itu pasti telah berdebu, besi dan rantai mulai berkarat, kedinginan dan kesepian begitu panjang, merindukan tawa kita memenuhi kerinduan.
Kapan engkau punya waktu luang, kita cukupkan rindu dengan bersepeda seperti dulu.
Ku tunggu.
*****
Baganbatu, juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H