Berapa banyak perih menghampiri, silih berganti mencipta luka menumbuhkan pedih. Betapa tangan-tangan kejam ingin memisahkan, berharap raga kita saling melupakan.Â
Pernah menjauh hingga senyumupun aku tak tahu, mimpi dirampas agar kita tak menyatu dalam hayal. Tapi jarak pun takhluk kepada setia, mimpi-mimpi malam tetap menjaga sebentuk hayal tetap bermahkota.
Kita hanya dua raga, dua gelora memelihara asa, dua keinginan agar masa adalah pembuktian, jiwa kita telah menemukan telaga, tempat membasuh ketika raga dan jiwa ingin berjumpa.
Dua raga namun hanya satu jiwa, menerima kekurangan dan kelebihan sebagai bumbu waspada. Tetap terjaga, senantiasa perhatikan langkah. Sesunggunya para durjana tengah berlomba membisikan curiga.
*****
Baganbatu, juni 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI