Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Bulan Juni dan Hujan yang Mulai Bersembunyi

2 Juni 2021   16:05 Diperbarui: 2 Juni 2021   16:07 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menunggu, rintik kecilmu mengetuk pintu pagi ini, duduk berdua dalam diam, saling pandang menceritakan rindu yang tak mau hilang.

Tetes pertamamu semakin menjauh. Tak tampak dari bingkai jendela, tak menetes pada lampu taman dan bunga kering di jambangan.

Aku kesepian. Benarkah bulan juni akhir dari penampilanmu di serambi hati, ataukah engkau mulai bosan membasahi dahan kering yang terus merintih perih.

"Waktuku untuk pergi". Begitu ku dengar desas-desus di luaran. Tanah-tanah rengkah kerinduan, bangsal-bangsal rumahsakit penuh hati mengharapkan.

Jika juni ini engkau pergi, akankah desember engkau kembali. Atau seperti permainan melempar batu di lautan, sekali jauh entah kapan mendekat lagi.

*****

Baganbatu,juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun