Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Engkau Matahariku, Tenggelam bersama Rintik Gerimis dan Awan Hitam

30 Mei 2021   19:49 Diperbarui: 30 Mei 2021   19:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengenalmu, bahkan sangat memahami siapa dirimu. Di matamu ada matahari, sejak semula memberi hangat di selubung hati. Senyumu mengandung cahaya, entah telah ribuan kali membuatku terjaga, setelah terpuruk dan terjatuh teramat parah. Hadirmu memberi terang dalam gelap teramat panjang.

Tapi gerimis menenggelamkan matahariku. Hanya gerimis dengan beberapa butiran tangis, di perparah kehadiran awan hitam menyerupai jubah. Menutup ceria yang engkau punya, mengubur oftimis dengan selubung magis. Kecewa ternyata bersalin rupa, membunuh matahariku dengan berpura-pura. Demi setia, mengatas namakan kerelaan jiwa.

Matahari menangis dalam pelukanku, menumpahkan airmata derita serupa magma. Matahari hanya menitipkan bisikan di telingaku, " jangan pernah kecewakan matahari. Ia telah berkorban hingga harus merelakan mati".

Matahariku, ku insyafi pesan terakhirmu.

*****

Baganbatu, mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun