Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Mengenang Senja bersama Hujan di Bulan Mei

7 Mei 2021   18:04 Diperbarui: 7 Mei 2021   18:04 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenangmu. Seraut wajah duka dengan binar mata hampir tiada. Padam, kelam, seperti senja yang di gelayuti awan hitam. Tak kuasa menceritakan, bahkan sekedar berkata-katapun engkau tak kuasa.

Sebegitu dalam hujan membunuh kemilau penantian, keindahan senja seketika tahluk tanpa isyarat. Semburat merah menagis dalam gundah, kaki-kaki cakrawala bertengadah mengucapkan pinta. "Tuhan, dosa apa yang telah kucipta, sehingga rinduku tergerus awan dan hujan".

Ini Mei. Penanggalan sakral dalam hitungan dukacita. Deret waktu penuh air mata tak berubah. Luka yang tercipta, penghianatan sebagai akhir cerita.

Setiap bulan mei, setiap senja dan hujan datang bersama, selubung duka kembali tercipta. Entah berapa kali meneteskan airmata, entah sudah berapa jauh jejak kecewa.

"Hujan, mengapa datangmu harus bersama senja. Mengapa di bulan mei ini harus menaburkan kenangan lama".

*****

Baganbatu, mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun