Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Andumbadan

4 Mei 2021   06:19 Diperbarui: 4 Mei 2021   06:51 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari Emak. Tangisnya pecah terisak-isak, matanya nanar mencakar selembar formulir. Dua tahun, tujuh bulan, tiga minggu kurang setengah hari. Pulang-pergi melompati garis sempadan, mengorek jejak terasing di negeri orang.

Pada tiang bendera ia berkeluh-kesah, pada sang saka mengucapkan janji dan satu pinta. "Pulangkan Emak!". Setelahnya melesat mendahului titah, merunduk kawat duri sebagai penanda. "Aku anak Emak".

Andumbadan. Andumbadan anak bertaji rajawali di kolong kesulitan ekonomi, menyaksikan Emaknya terbang diculik burung besi. Hingga kini, hanya dua kali sang Emak pulang. Dua menit melepas rindu, mencukupkan penantian hampir sewindu

Salahkah Emak?

Salahkah bapak?

Salahkah pengelola negeri ini?

Andumbadan tak peduli.

Tetap menanti Emak, berharap sebelum lebaran telah kembali.

*****

Baganbatu,mei  2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun