Ini kisahmu. Tersungging senyum manis, di antara tumpukan harga cabai terus membukit, kerentanan anak terkasih dari propaganda dekadensi moral menusuk diri. Sejak pagi hingga pagi lagi, sejak mereka bayi hingga telepon gengggam menjadi tradisi. Engkau belum pernah lelah. Tak akan lelah.
Ini ceritamu. Di antara kabar PHK suami, harga bahan pokok terus melambung tinggi. Engkau masih mampu menyapu halaman, mencabuti rumput yang ingin eksis di sela aneka kembang dan  serakan batu tajam. Tetap dengan senyuman, keramahan dan kehalusan yang tak memudar.
Ada Kartini di cermin besar rumahku. Setiap kali engkau membedaki wajah teduh dengan bedak yang itu, campuran beras dan umbi rumput teki kesukanmu. Kesukaanku tentu.
Ada Kartini di ruang makan, di dapur, di halaman depan dengan beberapa pot berisi kembang kesayangan.
Istriku, ini kisah Kartini untukmu. Setangkai mawar merah sebagai tanda cinta.
*****
Baganbatu, april 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H