Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perjalanan

18 Februari 2021   06:00 Diperbarui: 18 Februari 2021   06:03 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hingga kini. Seribu lebih ruas jalan di lalui, aneka tanjakan berbentuk perih di lewati. Entah di kilometer berapa ada persinggahan, sekedar membasuh kenangan, agar catatan yang tertinggal adalah kebajikan. Ini pengharapan.

Pagi ini. Di pelukan kabut membekukan, pohon-pohon berdaun fikir khusyuk berzikir. Berdengung seperti gumaman lebah, tinggi kemudian menukik. Menyentuh hati.

Terasa pedas telapak kaki mencicipi panas bumi. Dengki yang tak jua terobati, obsesi semakin menjadi, hingga gunungan dusta menutupi. Tak tahu kapan kan berhenti, tak mampu menyelipkan amal sebagai pengganti.

Semakin jauh. Terasa lelah pikiran menuju. Jiwa semakin compang-camping untuk meraih, hati telah berbentuk debu saat ini. 

Benarkah telah setengah perjalanan? Atau ini masih kelokan awal. Teropong matahati buta prediksi, siuran angin tak lagi mau memberi mimpi. Sekedar mimpi. Agar tahu tempat terbaik kelak ujung perjalanan ini. Meski tersamar. Walau gambar buram. Hanya untuk menguatkan langkah kaki.

Kembali ketitik awal. Teringat kesucian kini tertinggal. Menatap perjalanan kedepan, rimbun maksiat dan cobaan menghadang.

Perjalanan ini memang butuh kesungguhan. Menyaksikan ribuan teman telah terkorban. Sebuah pengajaran, meski sering terlupa ketika terantuk kerikil kecil persoalan. Mari kita lanjutkan perjalanan, mungkin di sebalik fajar menuju siang, itu adalah tempat pemberhentian. Jangan lupa bekal yang kita pungut di antara sumpah serapah dan kenistaan. Meski sedikit, itu tanda usaha.

Tak perlu risau, jangan biarkan gunda gulana menutup mata. Perjalanan ini pasti ada ujungnya.

*****

Baganbatu, februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun