Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hayalan Menikmati Sepi

25 Januari 2021   06:39 Diperbarui: 25 Januari 2021   07:06 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini, hayalan tak datang menghampiri, entah bertandang ke dunia mimpi, atau tersandera janji-janji. Sepertinya dua waktu tak cukup mengetuk kembali.

Padahal sepi telah berdandan rapi, cermin besar sebagai saksi, kebisuan kata siap melawat hati. "Ke mana hayal hendak di cari, sedang waktu terus memainkan rasa perih."

Dari semula hanya dongeng belaka, seperti tarian diam kepak sayap rajawali, seperti nyiur melambai menggoda angin. Nyata hanya di dalam isi kepala, berharap hadir sebelum malam dan fajar bersanding.

Entah permainan apa sedang di rancang hati, entah muslihat apa tengah di ramu sukma. Siang dan malam sibuk terkenang, pagi dan petang hayal tak jua datang. 

Kasihani sepi. Ia piatu kini.

Kasihani diri. Menanti dan menanti.

*****

Baganbatu, januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun