Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rangkuman Malam Menuju Ratapan Bingkai Berjanji

8 Januari 2021   19:15 Diperbarui: 8 Januari 2021   19:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikau menyembunyikan bayangan, harapan rindu kan menemukan angan, membiarkan detak irama sepi melambari permukaan bumi. Menguar, menempel pada lusinan hati, menjadi sebab terkuaknya samudera hening. Gelap tak bertepi, tak peduli seandainya cahaya menyelinap merayu hati.

Gelap menghampiri. Mencengkeram kenangan, membiarkan  beralihrupa menjadi mimpi panjang. Dikau menjadikan gelap sebagai sandangan, tak merelakan jika ringkik jangkrik hendak memalsukan.

Meletakan tahta antara ada dan tiada, menghadirkan sulaman misteri menjadikan dikau semakin tak terjamah.

Dikau hanya hamba pelaksana titah, tapi sejak senja membunuh sang surya, singgasana raja adalah nyata. Dan dikau menikmatinya.

Di sudut jalan, pekik-pekik kesombongan dikau bungkam. Raungan-raungan kemunafikan dikau tenggelamkan. Sampai kapan?

Aku menanti jawabanmu yang tertinggal di onggokan buram.

*****

Baganbatu, januari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun