Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hakikat

28 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 28 Desember 2020   07:37 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika besi diadu dengan besi, lambat laun kan patah segala janji. Retak di pangkal perjalanan, tanggal segala hasrat untuk menyatukan. Meskipun keduanya tinggal di istana, denting dan bunyi tumbukan kan membahana. Kraak.....patah dan terpisah.

Jika api disandingkan dengan api, kan terbakar segala jalinan suci. Perlahan menjalar menghanguskan ikatan, menjadi abu segala niat dan kesungguhan. Meskipun keduanya bertahta di dasar telaga, menjadikan membara segala yang ada.

Engkau mengetahui yang lahiriah, tergesa memberi makna, tanpa periksa menghaturkan sanjung puja. Kecewa hanya menunggu masa itu tiba.

*****

Baganbatu, desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun