Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Apa Adanya

10 Desember 2020   06:15 Diperbarui: 10 Desember 2020   06:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lihat senyumnya, tidak ada kepura-puraan di sana. Garis wajahnya menampilkan sesuatu tanpa rekayasa, tak terpaksa, meluncur dari kedalaman jiwa.

Beda dengan kita, para manusia yang mengaku dewasa. Senyum bisa di jadikan senjata, senyum tempat menyembunyikan segala tipu daya. Memulai dengan senyum, di akhiri dengan air mata. Itulah kita.

Apa adanya telah menjadi barang langka, tidak di kota, tidak pula di desa. Senyum seperti lelucon srigala, menyembunyikan nafsu memangsa dengan sempurna.

Aps adanya telah lama di tukar rupiah, di barter kursi kuasa, di anggap sampah hingga di buang ke angkasa.

Apa adanya telah mati seiring masa, tak di jual lagi di plaza, tak di cantumkan di menu restoran bintang lima.

*****

Bagan batu, desember 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun