Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Masih Ada Waktu

4 Desember 2020   06:09 Diperbarui: 4 Desember 2020   06:24 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sudut ruangan, dalam temaram mencipta kebimbangan, engkau meraung menumpahkan segala kesal. Hati yang tersakiti, perasaan yang menanggung perih, derita dan malapetaka silih berganti menghampiri.

Di genangan air mata pedih. Engkau menyebut nama kekasih ribuan kali, berharap segala sedih adalah mimpi, berharap semua berakhir bersama isak tangis yang mulai mengering. Lama sekali.

Setiap kali cahaya menerpa, wajah manismu seketika berubah, lesung pipit menjadi kubangan derita tak terkira, mata jeli telah penuh oleh himpitan dosa berwarna merah. Engkau membenci cahaya, engkau takut hitam pekat masa silam kan terpampang di depan mata.

Menangislah kepada butiran masa lalu yang menikam, merataplah, agar musnah segala beban penghimpit kehidupan. Sedetik lagi, engkau pasti menemukan.

*****

Bagan batu, desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun