Seketika. Langit terbelah dalam tujuh warna, memangsa setiap apa yang di naunginya. Tanah tinggi tersungkur lumpuh tumpuanya, samudera bergejolak, perut bumi pula ikut berontak.
Seketika. Matahari dan bintang meluncur hendak menghancurkan, bulan dan planet bekejaran penuh rajam. Tiang-tiang cakrawala patah berkeping-keping, daya tarik bumi menghilang tersapu bimbang.
Seketika. Manusia-manusia telanjang dari pernik duniawi, mondar-mandir dalam kebingungan tak bertepi. Bayi terlunta di tinggal ibunya, sanak saudara tak hirau memikirkan nasip dirinya.
Seketika. Takut menyergap, penyesalan menguat. Rona wajah pucat pasi menanti kepastian, lari tak menyelamatkan, sembunyi tak ada ruang kosong untuk perlindungan.
Seketika. Mungkin hari ini, bahkan detik ini.
*****
Baganbatu,21 oktober 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI