Jika waktu mengijinkan, aku kan mengunjungimu dalam secangkir kopi yang menguarkan harum kehangatan. Bercengkrama membicarakan suasana hati yang penuh ketentraman, membolak-balik kisah lampau dan sekarang. Hingga pagi menjelang, bahkan hingga rona jingga menandakan petang akan menjelang.
Dalam doa selalu ku sebut namamu, ku panjatkan permohonan kepada Tuhan, "selalu sehat sahabatku, senantiasa bahagia dan berkah dalam hidup ini".
Engkau sahabatku dalam waktu. Ketika aku tersesat dalam gelap, engkau datang dengan cahaya lilin memberi penerangan, padahal tanganmu turut terbakar. "Sakit?" Tanyaku. Hanya senyumu sebagai jawaban ketulusan hatimu.
Selamat pagi sahabatku. Ijinkan aku menyapamu penuh penghormatan. Memuliakanmu sebagaimana layaknya seorang sahabat, mendudukan dan menempatkanmu dalam rasa kalbu bersinggasana keutamaan.
Engkau sahabatku dalam waktu.
*****
Bagan batu, 17 oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H